Perlahan-lahan Bangkitkan Literasi

Potret Anak-anak lingkungan Pos Pintar
Mengacu pada data UNESCO yang dirilis pada 2012, indeks minat baca masyarakat Indonesia hanya mencapai 0,001. Di antara 1.000 orang Indonesia, hanya satu orang yang memiliki minat baca. Kondisi ini sangat jauh berbeda dengan negara maju di Eropa. Sebagai contoh, anak-anak di negara maju mampu membaca dua buku dalam sebulan. Jangankan membaca dua buku dalam sebulan, membaca satu buku dalam sebulan saja tidak pernah.

Memang, persoalan lemahnya budaya baca bukanlah berangkat dari satu persoalan yang sederhana. Persoalan ini menyangkut banyak faktor. Pendekatan penanggulangannya pun membutuhkan banyak cara. Tentunya, penanggulangan ini perlu dukungan dari semua pihak, termasuk dukungan masyarakat. Misalnya, seperti yang dilakukan oleh Komunitas Pemuda Pos Pintar. Komunitas yang bertempat di Kampung Al Busyro RT 03 RW 02, Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, ini membangun sebuah taman baca Pos Pintar di tengah pemukiman penduduk.

Presiden Pos Pintar, Yusuf Sofyan (24), mengungkapkan pendirian Pos Pintar tersebut merupakan dorongan diri dan teman-temannya dari Karang Taruna Pancawarna terhadap minat baca masyarakat saat ini. "Jadi lewat pos ini jadi langkah kami mendorong kaum muda dan warga sekitar untuk menumbuhkan semangat membaca buku. Apalagi, masih ada pula sebagian penduduk sekitar yang masih buta huruf. Pos Pintar inilah jadi salah satu tempat di Bogor untuk menghidup semangat literasi,” ujarnya.

Wayang Kardus, salah satu kegiatan yang ada di Pos Pintar
Wakil Presiden Pos Pintar, Firmansyah (21), juga menceritakan Pos Pintar yang mulanya pos Kamling ini kerap mengalami kendala buku bacaan sumbangan swadaya dari masyarakat sekitar tidak semuanya dapat dibaca oleh anak-anak, karena bahan bacaan untuk anak-anak harus benar-benar mendidik. “Saat ini baru ada sekitar 1000-an buku yang layak dibaca oleh anak-anak dari 2000-an buku yang masuk ke Pos Pintar. Tentunya, kami menerima siapapun yang mau menyumbangkan buku bacaan untuk taman bacaan,” ujar pemuda yang kerap disapa.



Lanjut Ucup -sapaan Yusuf Sofyan- menjelaskan sejak didirikan pada April lalu, antusias dari warga Kampung Al Busyro maupun masyarakat luar, semakin memberikan respon yang positif terhadap berdirinya Pos Pintar. Mulai dari banyaknya sumbangan buku, aksi menghias lingkungan Pos Pintar, hingga di undang makan bersama oleh Presiden Jokowi pada peringatan Hari Pendidikan Nasional di Istana Negara, Jakarta. “Kami dari Pos Pintar sempat diundang oleh Pak Jokowi untuk makan bersama di Istana Negara, bersama para pegiat literasi dari berbagi wilayah di Indonesia. Disitu kami saling sharing dengan bapak presiden maupun dengan para pegiat literasi lainnya. Alhamdullillah, Pos Pintar memperoleh bantuan 10.000 buku dari Pak Jokowi yang akan diberikan secara berkala,” kenangnya.      

Salah satu warga sekitar pengguna Pos Pintar, Husein Bachtiar (19) mengungkapkan hadirnya Pos Pintar ini semoga kedepannya bisa berkembang lebih besar lagi karna bermanfaat bagi siapapun. “Pos Pintar ini pagi sampai malam pun pasti ada yang berkunjung untuk sekedar baca buku. Saya dan anak-anak misalnya baca pas pagi sampai siang. Sore dan malam biasanya Pos Pintar diisi oleh bapak-bapak maupun ibu-ibu. Karna itulah manfaatnya mulai dirasakan perlahan-lahan. Yang mulanya nggak suka baca, Pos Pintar jadi semangat kami untuk suka baca,” ungkapnya.

Potret anak-anak saat pementasan Wayang Pintar
Sabtu, 20 Mei 2017
Posted by Wira

Medsos Hadang Terorisme

Bebarapa hari lalu, media massa sempat digemparkan dengan peristiwa peledakan bom yang berada di Jalan M.H. Thamrin, tepatnya di sekitar kompleks pertokoan Sarinah, Jakarta Pusat. 31 orang turut menjadi korban dalam peristiwa tersebut.  Peristiwa ini juga menjadi perhatian netizen di dunia maya, khususnya pemuda. Reaksinya pun bermacam dari peristiwa tersebut. Mulai dari terkejut, kemudian doa dan harapan, serta berujung pada banyolan. Sejumlah netizen banyak yang beranggapan  bahwa teror telah gagal total. tetapi, rasa takut dan terteror masyarakat masih tetap ada.

Seperti yang diungkapkan oleh Paulus Wirutomo, Guru Besar Sosiolog Universitas Indonesia, bahwa rasa takut dan terteror masyarakat tetap ada, tetapi kemudian cepat menghilang dan kebanyakan reaksi tersebut justru berubah menjadi humor.

“Trauma masyarakat cepat hilang, karena terpengaruh budaya baru terkait dengan media sosial,” ungkap Paulus

Perkembangan media sosial yang ada di masyarakat justru meredakan ketakutan tersebut dengan adanya berbagai macam reaksi. Mulai dari hashtag yang menggugah semangat  dengan #WeAreNotAfraid, #KamiTidakTakut, #PrayForJakarta, maupun yang berbau humor #KamiNaksir. Adapula ragam meme  turut meramaikan media sosial yang mengundang gelak tawa tersendiri. Baik yang terkait dengan aksi terorisme maupun plesetan dari hashtag tersebut.

Meski begitu, Paulus berharap reaksi netizen tersebut tidak hanya berhenti hanya sampai pada candaan saja. Setidaknya, mulai membangun sistem kewaspadaan untuk menanggulangin masalah-masalah seperti itu dengan bantuan teknologi. Selain itu, peristiwa tersebut juga dapat menjadi pengingat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia bahwa terorisme dapat terjadi kapanpun dan dimanapun.
Sabtu, 13 Februari 2016
Posted by Wira
Tag :

Branding Image, Pemuda dan Era Digital

Sobat Bolpen tahu tidak kalau branding image itu sangat penting loh di tengah era digital saat ini ! Apalagi pemuda juga bisa terlibat dalam branding image ini. Sebenarnya apa sih branding image itu ?

Irvan Indrayana
Irvan Indrayana, seorang Digital Branding Strategist, mengungkapkan Branding Image sendiri merupakan persepsi customer mengenai suatu brand yang dimiliki atau ditawarkan. Branding Image sendiri tersebut bertujuan untuk membentuk citra tertentu di masyarakat terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan. Tak heran, banyak industri maupun profesional menerapkan branding image ini. Ini dikarenakan branding image sangat penting dalam mengembangkan sebuah brand dalam jangka panjang. Selain itu, branding image juga mampu menjalin hubungan  emosional antara penyedia jasa (profesional) dengan pelanggannya.

Agar tercapainya tujuan branding image ini, banyak branding strategist  memanfaatkan pemuda sebagai sarananya. Para branding strategist  ini mengamati bahwa banyak pemuda yang cukup sering menggunakan gadget di tengah perkembangan era digital seperti media sosial. Untuk itu, mereka memanfaatkan internet yang diintegrasikan dengan media sosial untuk menarik minat para pengguna gadget terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan.

“Sebagai contoh, para pemuda saat ini memiliki kebiasaan mempublikasi kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukan. Ketika sedang makan, jalan-jalan, atau kegiatan apapun melalui path, facebook, twitter, atau instagram. Setelah itu teman-temannya komentar, kemudian dibalas lagi. Jika hal ini dilakukan dengan mencantumkan kata Bogor dan melibatkan Bogor di dalamnya, maka tanpa disadari dan secara tidak langsung dapat membawa dampak terhadap keseluruhan brand Kota Bogor”, pungkasnya.
Jumat, 22 Januari 2016
Posted by Wira
Tag :

Gadget Rawan Sexting

Pesatnya pengaruh perkembangan teknologi dan aneka ragam gadget mendorong untuk memanfaatkannya dengan benar. Namun, tak sedikit pula juga yang menyimpang dari perkembangan teknologi loh Sobat Bolpen seperti halnya dengan fenomena sexting. Sexting sendiri merupakan istilah yang dipakai untuk aktivitas mengirim atau mengunggah foto/video atau mengirim pesan teks yang mengandung konten seksual. Bahkan, banyak pemuda juga turut melakukan sexting entah untuk sekadar narsis maupun dengan pasanganya. Nah, sebenarnya seberapa besar sih fenomena sexting itu di Indonesia ?

Menurut seorang sosiolog UI, Dr. Ir. Fu Xie, Sexting sendiri tidak lepas dari perkembangan teknologi saat ini yang semakin murah dan canggih. Hal itu juga tidak lepas dari arus globalisasi yang mengarahkan pemuda untuk melihat fenoma di barat maupun negara ikon (Jepang, Korea) yang menyebabkan mengikisnya konsep moral pada pemuda saat ini. “Fenomena ini tak lepas dari perkembangan teknologi maupun arus globalisasi yang menimpa pemuda dimana pemuda secara hormonal mudah terstimulasi dengan konten seksual,” ungkap Fu Xie kepada Young Radar.

Beberapa orang yang melakukan sexting beralasan bahwa sexting sebagai tempat untuk memperoleh pengakuan dari orang lain melalui media sosial. Karena dengan melakukan hal tersebut, seseorang akan mudah memperoleh perhatian dari orang lain. Namun, tak sedikit pula yang merasa ketakutan bila fotonya disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab seperti rekayasa foto.

Untuk mencegah itu, peran keluarga dan teman dapat membantu pelaku sexting untuk berhenti dari hal tersebut. Menurut Kepala Biro Psikolog Rumah Cinta Bogor, Retno Lelyani Dewi, Keluarga harus memposisikan diri untuk tidak menyalahkan pelaku sexting, tetapi memahami penyebab terjadinya hal tersebut. Begitu juga dengan teman, teman harus dapat mengingatkan dan memberikan motivasi pelaku sexting untuk tidak mengulanginya lagi. “Keluarga dan teman bisa menjadi sarana pelaku sexting untunk tidak mengulangi kebiasaannya untuk sexting,” ungkapnya.
Kamis, 21 Januari 2016
Posted by Wira
Tag :

Igers Bogor, Fotografi dan Sosmed Jadi Satu

Berawal dari penyuka fotografi dan pengguna Instagram, lahir komunitas instagramers Bogor atau disingkat dengan Igers Bogor. Komunitas ini dibentuk sejak tanggal 27 September 2014 yang diperuntukkan untuk para pecinta Instagram yang sering mengabadikan momen tertentu.

“Komunitas ini hadir sebagai wadah pengguna Instagram di Bogor yang menyukai dunia fotografi maupun pengguna Instagram,” ungkap Jordy Christian Kurnianto Tanuwijaya.

Hingga saat ini, Igers Bogor keanggotaannya sudah mencapai 350 orang. Baik dari anak SMP sampai yang sudah bekerja. Kegiatan Igers Bogor sendiri meliputi Photowalk, yaitu sesi pergi bareng komunitas Igers Bogor untuk mengunjungi suatu tempat yang dapat dijadikan objek foto, baik di dalam kota maupun luar kota dengan tujuan untuk mengeksplor keunikan suatu daerah tersebut. Tak hanya disitu saja, Igers Bogor juga memiliki agenda World Wide Instameet yang sering diadakan setiap tahunnya. Pada kegiatan tersebut, seluruh pengguna Instagram sedunia saling bertemu untuk saling berkenalan dan photo hunting bersama.

Nah tentunya Sobat Muda penasaran bukan bagaimana cara bergabungnya ? caranya pun cukup mudah. Syaratnya adalah cukup ingin belajar dan punya passion di bidang fotografi. Jangan lupa juga untuk bergabung juga untuk mengisi form di bio Igers Bogor di Instagram.com/igersbogor. Buat Sobat Bolpen yang tertarik dengan dunia fotografi maupun pengguna aktif Instagram, komunitas ini bisa menjadi pilihan kamu untuk mencari komunitas fotografi.
Rabu, 20 Januari 2016
Posted by Wira
Tag :

Action Cam, Eksis Gak Pake Ribet

Sobat Muda senang berpetualang ? Suka selfie di tengah aktivitas ? Tapi ribet kalau pake kamera kayak biasanya ? Action cam bisa jadi pilihan Sobat Muda untuk mengabadikan kegiatan secara cepat tanpa ribet. Oiya ngomong-ngomong  action cam itu apa sih ? Sebenarnya seberapapentingnya sih pakai Action Cam itu ?

Action Cam (kamera aksi) atau yang dikenal dengan point of view (POV) camera merupakan sebuah kamera yang dirancang khusus untuk mengabadikan momen dari sudut, posisi ataupun kondisi yang hampir tidak mungkin bisa dilakukan dengan kamera biasa. Tak heran, banyak penyuka olahraga ekstrim kerap menggunakannya sebagai media perekam untuk mengabadikan berbagai momen yang berlangsung. Karena  banyaknya peminat Action Cam,  banyak vendor yang kemudian bermunculan untuk menarik penikmat olahraga ekstrim. Mulai dari Go Pro, JVC, Sony, Hingga Xio Mi.

Di tengah kondisi tersebut, penggunaan Action Cam memiliki pro dan kontra tersendiri. Denny Sumarna Putra, Mahasiswa IPB pegiat olahraga ekstrim, mengatakan bahwa penggunaan Action Cam lebih banyak keuntungannya dengan segala kelebihannya seperti ukurannya yang mudah dibawa dan praktis. Lain halnya dengan Sandy Anugerah, menggunakan Action Cam juga membuat orang lupa diri. Tak sedikit juga orang yang lupa keselematannya ketika menggunakan gadget yang praktis seperti halnya dengan Action Cam.


So Sobat Bolpen penggunaan Action Cam bisa menjadi pilihan yang menarik dan praktis untuk mengabadikan momen, tapi juga harus mementingkan keselamatan diri ya Sobat Bolpen ! 
Selasa, 19 Januari 2016
Posted by Wira
Tag :

Meme, Sentilan dan Humor

Sobat Bolpen, sudah tak asing bukan dengan meme. Hampir setiap hari, Sobat Muda bisa temukan meme melalui media sosial seperti facebook, twitter, instagram, dll. Selain di media sosial, meme juga hadir di website tersendiri seperti halnya 9gag.com dan 1cak.com. Meme sendiri kadang berisi humor maupun “sentilan” terhadap berita yang sedang hangat dimasyarakat. Meski begitu, ternyata meme memberikan dampak kuat loh Sobat Bolpen dalam perubahan sosial dan penyampaian aspirasi di masyarakat.

Contohnya saja beberapa hari lalu sempat ramai di internet seputar hasil sidang kebakaran hutan dengan penggugat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) terhadap PT Bumi Mekar Hijau (BMH) yang menuai kritik. Kritikan ini berupa keputusan majelis hakim Pengadilan Negeri Palembang, yaitu Parlas Nababan, sebagai ketua majelis, yang menolak gugatan perdata senilai Rp 7,9 triliun  terkait kasus kebakaran hutan dan lahan di konsesi PT BMH pada tahun 2014. Parlas menilai bahwa kebakaran tak merusak lahan karena masih bisa ditanami lagi. Melihat itu, sejumlah netizen pun mengeluarkan “sentilan” melalui meme

Nia Elvina, seorang sosiolog Universitas Nasional, membenarkan meme sendiri dapat memberikan pengaruh yang kuat kepada masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat kelas menengah  ke atas. “Meme memang dapat menarik perhatian masyarakat, karena sebagian besar masyarakat cukup mudah menemukan meme di internet”, ungkapnya. Masyarakat tersebut sangat lah sering mengetahui perkembangan berita di media massa, karena sering berintarksi dengan internet. Inilah yang mendorong masyarakat untuk peduli dengan menyampaikan aspirasinya melalui meme. Penggunaan meme ini dirasa tepat mengingat meme sendiri lekat dengan visualisasi yang memudahkan orang dalam menerima informasi. Selain itu, setiap pesan yang disampaikanya juga disertai dengan lelucon yang unik.

Nia Elvina
Perlu diketahui Sobat Bolpen, Meme (biasa dibaca mim) sendiri merupakan ide, perilaku atau gaya yang menyebar dari satu orang ke orang lain melalui internet. Meme sendiri tidak hanya berupa gambar, bisa berupa hyperlink, video, website, ataupun hashtag. Istilah meme sendiri berasal dari buku karya Richard Dawkins berjudul The Selfish Gene yang mengacu pada kreativitas manusia.

Nia berharap dengan adanya meme ini masyarakat maupun pemerintah dapat mengambil manfaatnya.  Masyarakat dapat lebih peduli terhadap perkembangan Indonesia. Sedangkan pemerintah dapat menfaatkan meme sebagai masukan aspirasi dari masyarakat untuk memperbaiki kinerja pemerintah. “Meme sendiri harus dimanfaatkan betul karena dapat memberikan manfaat bagi masyarakat maupun pemerintah." pungkasnya.
Senin, 18 Januari 2016
Posted by Wira
Tag :

Popular Post

Instagram
Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Bolpen Bolpenan -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -