Archive for November 2014

Nurman Ramdani, Alumni Diploma IPB Peraih Juara 1 IAC

Nurman Ramdhani
Membuat film sudah menjadi hobi tersendiri bagi laki-laki kelahiran Bogor, 26 Maret 1992 ini. Betapa tidak Nurman Ramdani pernah menyabet juara 1 dalam ajang pencarian bakat IPB Art Contest pada 2012 ini dalam membuat film berawal dari coba-coba. “Dulu buat film awalnya cuma coba-coba aja waktu SMA, eh sekarang malah jadi hobi”, ujar Nurman yang  merupakan alumni Program Keahlian Komunikasi angkatan 47. Nurman mulai membuat film ketika Nurman mulai mengikuti lomba film yang diadakan oleh surat kabar Pikiran Rakyat saat itu. Tak disangka dari lomba ini  Nurman masuk dalam juara sepuluh besar se-Jawa Barat. Berkat prestasi ini kemudian ikut mengharumkan nama sekolahnya, SMA 1 Sumedang dan menjadi dorongan sekolahnya untuk membentuk ekstrakulikuler film yang sebelumnya belum pernah ada. Merasa prestasinya memberikan pengaruh baik Nurman mulai mendalami dunia film. Nurman kemudian melanjutkan pendidikan di Program Keahlian Komunikasi Diploma IPB pada tahun 2010 setelah lulus SMA. Disinilah Nurman mulai meningkatkan prestasinya.

Hampir selama 3 tahun menempuh pendidikan di Program Keahlian Komunikasi Diploma IPB banyak pengalaman yang Nurman dapatkan. Semua pengalaman tersebut tak lepas dari Komunikasi. Bahkan film yang dibuatnya tak lepas dari kehidupan Komunikasi.Termasuk film yang mengantarkannya memperoleh juara 1 dalam IPB Art Contest (IAC) pada tahun 2012. IAC sendiri merupakan acara tahunan yang sering diadakan di IPB yang diikuti oleh seluruh jurusan jenjang S1 dan D3. Saat itu film yang dibuatnya berjudul KOST. Judul KOST ini sebenarnya merupakan kepanjangan dari Ketika Orang Susah Terbiasa. Nurman mengungkapkan bahwa film yang dibuatnya ini tidak lepas dari kehidupan pribadinya. Film KOST tersebut menceritakan tentang orang yang mengalami gegar budaya (culture shock). Gegar budaya sendiri merupakan perasaan disorientasi, kebingungan, dan perubahan emosi yang terjadi ketika seseorang berkunjung atau tinggal di budaya yang berbeda. Tak dapat dipungkiri gegar budaya hampir dirasakan setiap orang, begitu juga Nurman. Nurman merasa film KOST merupakan curahan hatinya terhadap gegar budaya yang dirasakan dirinya dan teman-temannya. Nurman sendiri mulai merasa mengalami gegar budaya ketika dirinya sekolah di Sumedang. Nurman merasa selama bersekolah di Sumedang dirinya mengalami banyak perbedaan meskipun tinggal di daerah yang memiliki budaya Sunda. “Sundanya Bogor sama Sundanya Sumedang itu beda banget”, ungkapnya dengan tawa. Nurman juga mengungkapkan banyak teman-temanya juga mengalami gegar budaya. Terutama teman-teman kuliahnya ketika masih berkuliah di Diploma IPB. Banyak teman-teman Nurman mengalami gegar budaya yang rata-rata semua berasal dari luar daerah Bogor. Inilah alasan Nurman membuat film yang bertemakan tentang gegar budaya.

Nurman tidak menyangka filmnya berjudul KOST akan membuahkan hasil yang bagus. Saat mengikuti IAC, Nurman merasa kurang percaya diri karena banyak film yang lebih baik dari dirinya. Bayangkan saja peserta yang berpartisipasi pun juga banyak dari seluruh jurusan IPB dari jenjang D3 hingga S1. Nurman sendiri masih merasa ketika itu pengalamannya kurang banyak. Mulai dari teknik pengambilan gambar, alur cerita, dan karakter tokoh. Tak disangka dari seluruh peserta yang berpartisipasi dirinya terpilih menjadi juara 1 pada tahun 2012. “Nggak percaya dulu dapet juara 1, padahal masih banyak film yang keren dari film KOST”, imbuhnya yang saat ini aktif menjadi asisten dosen di Program Keahlian Komunikasi Diploma IPB.
Senin, 24 November 2014
Posted by Wira
Tag :

Popular Post

Instagram
Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Bolpen Bolpenan -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -