Archive for April 2015
Pro dan Kontra Berjualan di Areal Kampus
Kegiatan perkuliahan
memang sangatlah melelahkan. Mahasiswa harus rela kuliah mulai pagi hingga
malam hari. Di tengah kondisi tersebut, tak sedikit mahasiswa harus melupakan
sarapan demi datang tepat waktu di kampus. Sedikit berlebihan memang, kegiatan perkuliahan
yang begitu padat membuat mahasiswa sering didera penyakit maag karena telat
makan. Tak jarang kondisi ini sering dimanfaatkan mahasiswa untuk dijadikan
lahan bisnis yang menjanjikan, salah satunya adalah menjualkan jajanan di areal
kampus seperti, donat, tahu goreng, bakpau, dan semacamnya.
Harga yang ditawarkan pun
cukup terbilang murah. Cukup mulai Rp 2000, mahasiwa sudah dapat menikmati
jajanan yang cukup untuk mengganjal perut. Selain terbilang murah, kemudahan
dalam memperoleh jajanan juga menjadi alasannya. Jeda kuliah yang diterapkan
kampus membuat sebagian mahasiswa mengambil jalan praktis membeli jajanan yang
dijajakan oleh mahasiswa di areal kampus. Bahkan di dalam kelas sekalipun.
Di tengah kondisi yang
memberikan dampak positif bagi mahasiswa, penjualan jajanan di areal kampus
juga memberikan dampak negatif bagi sebagian dosen. Sebagian dosen merasa
terganggu dengan adanya mahasiswa yang makan saat perkuliahan berlangsung. Tak
jarang, kondisi ini juga membuat dosen emosi dan tidak melaksanaakan
perkuliahan. Walaupun tidak dapat disalahkan secara keseluruhan, hadirnya
mahasiswa yang menjual jajanannya di areal kampus juga dapat dipersalahkan.
Bisa saja, mahasiswa yang menjajakan jajanan dapat membuat mahasiswa lain
terbiasa untuk melakukan kebiasaan buruk berupa makan saat perkuliahan
berlangsung karena alasan tak sempat untuk sarapan. Padahal telah di atur dalam
kontrak kuliah untuk tidak makan dan minum selama perkuliahan berlangsung.
Tidak ada salahnya
mahasiswa berjualan di areal kampus. Bahkan, kegiatan ini juga mendorong
mahasiswa untuk giat berwirausaha. Asalkan, mahasiswa yang menjalankan bisnis menjajakannya
pada saat jeda perkuliahaan. Ini dilakukan agar meminimalisasi mahasiswa untuk
makan saat perkuliahan berlangsung. Selain itu, dengan berlakunya aturan
tersebut pelaksanaan perkuliahaan dapat berlangsung lancar tanpa adanya hal-hal
yang mengganggu dosen untuk melaksanakan perkuliahan.
MIMI CUCU, Cara Unik Minum Susu
Menu Andalan |
Minum susu mungkin sudah
tidak asing lagi bagi sebagian orang. Namun, ada cara unik dalam menikmati
susu, salah satunya seperti yang dilakukan oleh resto MIMICUCU. Resto yang
berlokasi di Jalan Lodaya 1 No.1 ini menyajikan susu dengan kemasan yang unik,
yaitu dengan menggunakan botol dot. Ide menggunakan botol dot ini lahir dari
pasangan Bayu Kresnapati (25) dan Paramitha Ardhana (24). “Awalnya dulu ingin
membuat usaha yang unik, sampai akhirnya kami mendapat ide untuk menggunakan
botol dot bayi sebagai wadahnya,” ujar Bayu, saat penulis mewawancarai beberapa
minggu yang lalu.
Nama resto yang berdiri
sejak Maret 2013 ini sendiri berasal dari kebiasaan bayi yang suka minum susu dengan
menggunakan botol dot. Bayu mengatakan bahwa awalnya setelah menuntukan ide
unik untuk usahanya, ia sempat kebingungan dalam menentukan nama yang tepat
dengan idenya. Karena botol dot erat kaitannya dengan bayi, ia kemudian
memutuskan untuk memberi nama usahanya dengan nama MIMICUCU.
Seperti namanya, resto
ini menyajikan aneka hidangan yang berbahan utama susu. Seluruh menu minumannya
pun dikemas unik dengan menggunakan botol dot yang berwarna-warni. Pengunjung
tidak perlu merasa malu untuk menikmati susu dengan botol dot ini, karena
pengunjung dapat menikmati susunya cukup melalui sedotan tanpa harus
mengempengnya secara langsung. Aneka rasa susu yang ditawarkan MIMICUCU pun
bervariasi seperti rasa buah, green tea,
dan aneka rasa kopi. Selain minuman, MIMICUCU juga memiliki makanan yang
menjadi primadona pengunjungnya. Roti bakar menjadi salah satu makanan favorit
pengunjung MIMICUCU. Roti bakar ini tersedia dalam rasa coklat maupun keju
dengan tambahan topping lainnya
seperti kacang, marsmallow, dan keju. Untuk mempercantiknya, roti bakar ini
disajikan di atas talenan kayu bersama pisau makan dan garpu dengan gagang
kayu.
Suasana MIMICUCU |
Selain hidangan, tempat
MIMICUCU juga tidak kalah uniknya. Tempat MIMICUCU sendiri mengusung konsep vintage dengan dinding berlapis cat
berwarna kuning muda. Ada pula slogan yang terpampang di dinding
bertuliskan You are Never Too Old to MIMICUCU . “Slogan tersebut bertujuan agar
mengajak pengunjung untuk selalu minum susu tanpa harus memandang umur,” tambah
Bayu, alumni Universitas Padjajaran Bandung. Puas menikmati hidangan,
pengunjung juga dapat berfoto ria di spot foto yang telah disediakan MIMICUCU
dengan bingkai khusus yang melekat pada tembok.
Untuk soal harga,
MIMICUCU bisa menjadi resto alternatif pembaca yang suka berwisata kuliner
dengan harga murah. Cukup Rp 6000 pengunjung sudah dapat menikmati sebotol dot
susu ataupun roti bakar. Banyak pengunjung yang tertarik untuk menikmati menu
murah yang ditawarkan resto ini, seperti halnya Anis Khairunnisa (20) dan
Muhammad Yeri Termizal (20). “Biasanya resto susu lainnya menggunakan gelas,
tapi MIMICUCU justru menyajikan susunya dengan menggunakan botol dot,” ungkap
Anis. Lain lagi dengan Yeri, mahasiswa Diploma IPB ini tertarik untuk menikmati
menu di MIMICUCU karena lokasinya yang juga dekat dengan lingkungan kampus.
“karena dekat dari kampus, tidak ada salahnnya untuk mencoba, apalagi namanya
juga unik,” ungkapnya.
Masjid Atta'awun, Masjid Kubah Jamur di Puncak Bogor
Siapa yang tak kenal dengan Masjid Atta’awun ? Masjid yang terletak di Puncak Bogor ini merupakan masjid yang populer dengan kubahnya yang berbentuk jamur. Masjid yang didirikan sejak tahun 1998 ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah Puncak Bogor. Untuk menuju masjid ini, wisatawan cukup menempuh waktu 45 menit dari Ciawi dengan transportasi umum ataupun pribadi ke arah jaur puncak. Sesampainya di puncak, wisatawan akan disuguhkan oleh pemandangan Masjid Atta’awun yang dikelilingi oleh kebun teh.
Nama Masjid Atta’awun sendiri memiliki arti secara harfiah adalah gotong royong. Pembangunan masjid ini berawal dari terkumpulnya dana sebanyak 36 miliar Rupiah dari 50.000 Kepala Keluarga (KK) Se-Jawa barat. “Setelah dana terkumpulkan, dibangunlah sebuah monumen kebersamaan berupa masjid yang lebih bermanfaat bagi masyarakat bagi masyarakat sekitar,” ujar H. Andi J.Fuadi, Wakil Ketua DKM Atta’awun.
Kemegahan Masjid Atta’awun tak dapat diragukan lagi. Arsitektur bangunan masjid ini tampak kokoh yang dipadu dengan ornamen Sunda. Masjid yang berlantai dua ini memiliki kaca tembus pandang yang membuat wisatawan langsung dapat melihat pemandangan kebun teh yang luas. Adapula irigasi dari Masjid Atta’awun ini berasal dari air yang mengalir dari puncak gunung yang dialirkan di sekitar lokasi masjid. Puas menikmati suasan masjid, wisatawan dapat menikmati kuliner maupun pernak-pernik oleh-oleh yang tersedia di depan areal masjid.
Masjid Tampak Bagian Depan |