Archive for Desember 2015
Pemuda Harus Mendukung Antikorupsi
Hari
ini, tepat di tanggal 9 Desember, merupakan hari peringatan Antikorupsi
Internasional yang telah diakui oleh Pemerintah Indonesia sebagai hari peringatan Antikorupsi nasional
sejak tahun 2004. Peringatan tersebut juga tak terlepas dari peran masyarakat
dalam menjunjung antikorupsi hingga dikeluarkannya Instruksi Presiden (Inpres)
No.5 Tahun 2004 Tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Meski begitu, budaya
korupsi di Indonesia masih saja kerap terjadi di masyarakat. Bahkan,
pelemahan terhadap lembaga antikorupsi, seperti Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) semakin kuat. Untuk itu, pemuda Indonesia justru semakin gencar mendukung
lembaga antirasuah tersebut.
dok. Radar Bogor |
“Kepedulian
pemuda saat ini sangatlah tinggi,
apalagi terhadap korupsi yang marak di Indonesia,” ujar Hasbullah, Ketua
Komite Nasional Pemuda Indonesi (KNPI) Kota Bogor.
Seperti diketahui sebelumnya, pelemahan yang terjadi terhadap
KPK sangatlah masif, antara lain dengan upaya merevisi UU KPK yang dicurigai
akan mereduksi wewenang lembaga antirasuah dalam memerangi korupsi. Upaya
pelemahan juga diduga dilakukan melalui seleksi calon pimpinan KPK yang saat
ini sedang berlangsung di Komisi III DPR. Komisi III beberapa waktu lalu
terkesan mengulur-ulur proses seleksi dengan mempertanyakan hal-hal seperti
mekanisme dan cara kerja Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK, persyaraan calon
yang dianggap memenuhi ketentuan UU, atau mempersoalkan ketiadaan unsur jaksa
dalam daftar calon pimpinan KPK.
Melihat kondisi tersebut, sejumlah komunitas seperti
Komunitas Rumpun Indonesia (dilansir dari kpk.go.id) melakukan dukungan
terhadap KPK dengan melakukan aksi sosial berupa pengumpulan cap telapak
tangan. Pengumpulan cap telapak tangan tersebut merupakan bentuk dukungan
sekaligus mengumpulkan komitmen masyarakat dalam melawan korupsi. Tak hanya di
situ saja, beberapa hari lalu (5/12), sejumlah komunitas seni di Bandung
melalui Pameran #SeniMelawanKorupsi di Gedung Gas Negara, juga ikut menyuarakan
dukungannya dengan menularkan semangat antikorupsi melalui karya seni, seperti
poster. Berbagai rupa poster dalam pameran tersebut bertujuan untuk membentuk
kesadaran masyarakat tentang pentingnya melawan korupsi. Melihat reaksi masyarakat
terhadap kondisi pemberantasan korupsi di Indonesia, Hasbullah mengungkapkan
bahwa pemuda saat ini sangatlah kritis. Banyaknya pemberitaan korupsi di media
massa, justru mendorong pemuda untuk ambil andil dalam pemberantasan korupsi di
Indonesia.
Hasbullah |
Hasbullah berharap di tengah kondisi pelemahan KPK ini, pemuda dapat
saling bahu-membahu untuk mendukung pemberantasan korupsi di Indonesia. Selain itu, pemuda juga dapat membantu penegak hukum
untuk menyuarakan sekaligus menularkan antikorupsi kepada masyarakat melalui
komunitas-komunitas.
Pemuda Perlu Melek HIV/AIDS
Tepat setiap tanggal 1 Desember, seluruh warga dunia
memperingati Hari AIDS. Momen ini mestinya jadi cambukan dan peringatan keras
bagi semua kalangan masyarakat. Pasalnya, jumlah penderita AIDS terus
meningkat. Di Kota Bogor sendiri, sebanyak 2.757 orang telah terjangkit oleh human immunodeficiency virus (HIV).
Jumlah ini berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bogor, terhitung hingga tahun
2015. Dari data tersebut, diketahui kebanyakan penderita didominasi anak muda
usia 20 hingga 40-an. Rata-rata, penyebabnya karena penggunaan jarum suntik
narkoba.
“Hati-hati, ya. Tiga sampai enam bulan pertama, HIV tidak
dapat terdeteksi. Saat fase periode jendela tersebut, penderita tidak
menunjukan gejala apapun. Terlihat sehat dan normal. Tapi, sudah dapat
menularkan virus loh,” ungkap dr. Siti Robiah Mubarokah.
Barulah, sekitar tiga
sampai sepuluh tahun HIV positif sudah mulai dapat terdeteksi. Meski, tetap
saja secara kasarmata tak ada gejala penyakit yang terlihat. Secepatnya,
orang-orang yang sudah terindikasi HIV positif diberikan pengobatan rutin antretrovial (ARV) agar tak bergerak
sampai stadium Acquired Immunodeficiency
Syndrome (AIDS). Sebab bila sudah masuk dalam stadium tersebut, dapat
menyebabkan kematian. Bahkan, penderitanya hanya akan mampu bertahan selama dua
tahun.
“Kita banyak melakukan sosialisasi dan pemeriksaan gratis di
fase HIV positif. Ingin pengidap HIV positif ini bisa kembali menjalankan
kehidupan normal, sehat, aktif, dan produktif,” lanjutnya yang akrab disapa dr
Obin.
dr Siti Robiah
|
Dinas Kesehatan Kota Bogor, tambahnya. Juga rutin melakukan
penyuluhan dan sosialisasi terutama untuk kalangan muda, seperti SMP dan SMA. Tahun ini, mereka fokus
menyosialisasikannya ke kampus-kampus di Bogor. Di antaranya ada Universitas
Pakuan, Universitas Ibn Khaldun, Bina Bangsa, dan BSI. “ Penting
menyosialisasikan bahaya HIV/AIDS ke kalangan muda. Memang di usia ini, mereka
harus paham mengenai AIDS. Supaya bisa melakukan pencegahan,” katanya.
Tak hanya itu, demi memaksimalkan program pencegahan, Dinkes
Kota Bogor turut bekerja sama dengan komisi Penanggulangan AIDS (KPAD) dan
beberapa LSM, seperti LSM Rumah Singgah Peka dan Rumah Lekas. Mereka melibatkan
pemuda untuk melakukan penyuluhan. Pemuda-pemuda di lingkungan masyarakat pun,
diakui dr Obin banyak yang tertarik menjadi relawan atau kader, perpanjangan
tangan dinkes yang membantu mengatasi AIDS. Tugas mereka, rutin menggiatkan mobile vicity, mengajak penduduk sekitar
untuk tes HIV.
“Pencagahan HIV di Kota Bogor sendiri sekarang sudah semakin baik. Pemeriksaan vicity test HIV/AIDS sudah bisa dilakukan di puskemas yang tersebar di Kota Bogor dan tidak dipungut biaya,” pungkasnya.