- Back to Home »
- Liputan »
- Pemuda Perlu Melek HIV/AIDS
Posted by : Wira
Sabtu, 05 Desember 2015
Tepat setiap tanggal 1 Desember, seluruh warga dunia
memperingati Hari AIDS. Momen ini mestinya jadi cambukan dan peringatan keras
bagi semua kalangan masyarakat. Pasalnya, jumlah penderita AIDS terus
meningkat. Di Kota Bogor sendiri, sebanyak 2.757 orang telah terjangkit oleh human immunodeficiency virus (HIV).
Jumlah ini berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bogor, terhitung hingga tahun
2015. Dari data tersebut, diketahui kebanyakan penderita didominasi anak muda
usia 20 hingga 40-an. Rata-rata, penyebabnya karena penggunaan jarum suntik
narkoba.
“Hati-hati, ya. Tiga sampai enam bulan pertama, HIV tidak
dapat terdeteksi. Saat fase periode jendela tersebut, penderita tidak
menunjukan gejala apapun. Terlihat sehat dan normal. Tapi, sudah dapat
menularkan virus loh,” ungkap dr. Siti Robiah Mubarokah.
Barulah, sekitar tiga
sampai sepuluh tahun HIV positif sudah mulai dapat terdeteksi. Meski, tetap
saja secara kasarmata tak ada gejala penyakit yang terlihat. Secepatnya,
orang-orang yang sudah terindikasi HIV positif diberikan pengobatan rutin antretrovial (ARV) agar tak bergerak
sampai stadium Acquired Immunodeficiency
Syndrome (AIDS). Sebab bila sudah masuk dalam stadium tersebut, dapat
menyebabkan kematian. Bahkan, penderitanya hanya akan mampu bertahan selama dua
tahun.
“Kita banyak melakukan sosialisasi dan pemeriksaan gratis di
fase HIV positif. Ingin pengidap HIV positif ini bisa kembali menjalankan
kehidupan normal, sehat, aktif, dan produktif,” lanjutnya yang akrab disapa dr
Obin.
dr Siti Robiah
|
Dinas Kesehatan Kota Bogor, tambahnya. Juga rutin melakukan
penyuluhan dan sosialisasi terutama untuk kalangan muda, seperti SMP dan SMA. Tahun ini, mereka fokus
menyosialisasikannya ke kampus-kampus di Bogor. Di antaranya ada Universitas
Pakuan, Universitas Ibn Khaldun, Bina Bangsa, dan BSI. “ Penting
menyosialisasikan bahaya HIV/AIDS ke kalangan muda. Memang di usia ini, mereka
harus paham mengenai AIDS. Supaya bisa melakukan pencegahan,” katanya.
Tak hanya itu, demi memaksimalkan program pencegahan, Dinkes
Kota Bogor turut bekerja sama dengan komisi Penanggulangan AIDS (KPAD) dan
beberapa LSM, seperti LSM Rumah Singgah Peka dan Rumah Lekas. Mereka melibatkan
pemuda untuk melakukan penyuluhan. Pemuda-pemuda di lingkungan masyarakat pun,
diakui dr Obin banyak yang tertarik menjadi relawan atau kader, perpanjangan
tangan dinkes yang membantu mengatasi AIDS. Tugas mereka, rutin menggiatkan mobile vicity, mengajak penduduk sekitar
untuk tes HIV.
“Pencagahan HIV di Kota Bogor sendiri sekarang sudah semakin baik. Pemeriksaan vicity test HIV/AIDS sudah bisa dilakukan di puskemas yang tersebar di Kota Bogor dan tidak dipungut biaya,” pungkasnya.
Tapi kok banyak isu untuk menyembuhkan hiv dgn kulit manggis.dan ARV.DAN VIRGIN COCONUT OIL
BalasHapusJADI SEbenarnya mana obat yg bisa menyembuhkan .karna kita juga mau berumah tangga nanti calon istri kena atau bagai mana bingung..makanya banyak orang ngambil pintas untuk bunuh diri di indonesia karna obat blm ada
Perkembangannya hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan HIV mas, dari tindakan medis yang bisa dilakukan hanyalah mengurangi perkembangan virus HIV pada ODHA (orang dengan HIV) saja. Jadi kalaupun ada produk seperti itu, hanyalah bentuk promosi saja (supaya orang tergiur utk membeli, jadi harus cermat dan bijak). Orang dengan ODHA pun memiliki kesempatan untuk memiliki anak kok mas, ada treatmentnya sendiri nanti dari medis supaya anaknya nanti lahir tidak memiliki HIV :D. Kalau kasus bunuh diri itu memang orang sekitarnya juga harus mendukungnya agar tetap semangat untuk hidup. Dengan begitu ODHA mau membuka diri supaya dapat memperoleh bantuan medis yang tepat agar virusnya tidak menjadi penyakit. Disinilah pentingnya, wawasan mengenai hal ini (HIV/AIDS) karena hingga sampai saat ini masih banyak orang yang belum memahaminya secara utuh :(, alhasil mereka (ODHA) justru dijauhi dilingkungannya
BalasHapus