Archive for April 2014

Belajar Melakukan Wawancara

Setiap manusia telah dilahirkan sebagai makhluk sosial. Karena dilahirkan sebagai makhluk sosial, tentu saja manusia perlu saling berinteraksi dengan orang lain yang ada di sekitar lingkungannya, seperti di lingkungan rumah, kampus, sekolah, dll. Selama terjadinya interaksi, seseorang akan merasa membutuhkan bantuan orang lain dalam hal apapun.  Hal itu karena manusia dikenal selalu membutuhkan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satunya adalah wawancara.

Bentuk Kegiatan Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan seseorang atau kelompok dalam mencari informasi kepada orang lain. Wawancara umumnya digunakan di dunia kerja yang memiliki sifat formal. Di dunia kerja, wawancara digunakan sebagai sarana untuk memperoleh calon pekerja yang memiliki kualitas baik. Selain itu, sebagian profesi, seperti jurnalistik sangat dibutuhkan sebagai cara dalam memperoleh data yang nantinya akan di olah menjadi informasi. Tidak lepas dari sifat formal, wawancara dalam jurnalistik memiliki aturan tersendiri dalam melakukannya.

Sebelum melakukan wawancara, tentukanlah tema dan topik yang digunakan sebagai tujuan melakukan wawancara. Ini dilakukan agar menfokuskan pembicaraan dan mendapatkan data yang dibutuhkan. Kemudian, buatlah daftar pertanyaan yang terdiri dari 5W+1H (apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana) yang akan menjadi pedoman dalam memberikan pertanyaan kepada narasumber. Bila semua usaha sudah siap untuk melakukan wawancara, carilah narasumber yang sesuai dengan data yang akan dicari. Perlu diketahui bahwa dalam mencari narasumber harus memenuhi kriteria sebagai seseorang yang memahami suatu bidang tertentu ataupun seseorang yang berkaitan dengan terjadinya suatu peristiwa. Dalam mencari narasumber, Anda bisa melakukannya dengan terjun ke lapangan secara langsung ataupun melakukan janji dengan narasumber untuk melakukan wawancara. Jangan lupa ketika bertemu dengan narasumber (baik secara langsung ataupun tidak langsung) perkenalkan diri dan beritahu maksud dari melakukan wawancara.
Jumat, 25 April 2014
Posted by Wira

Bersahabat dengan Siberian Husky

Siberian Husky
Anjing merupakan hewan yang sangat lucu dan menggemaskan. Hewan ini menjadi binatang favorit yang sering menjadi peliharaan keluarga. Selain itu, anjing juga merupakan hewan yang jinak dan penurut. Namun, masyarakat Indonesia sendiri masih berpikiran bahwa anjing merupakan hewan yang memiliki sifat galak dan buas. Sebenarnya setiap anjing pasti memiliki sifat jinak seperti binatang pada umumya, salah satunya adalah jenis Siberian Husky.

Siberian Husky merupakan jenis anjing yang memiliki tubuh yang sedang dengan memiliki bulu yang tebal seperti halnya serigala. Siberian Husky ini berasal dari negara Rusia yang memiliki iklim dingin. Di balik sosok Siberian Husky yang tampak seram, hewan ini sebenarnya hewan yang jinak dan baik. Menurut Leonardus Gita Gouw, Siberian Husky merupakan hewan yang sangat jinak bahkan hewan ini sangat baik kepada orang asing yang bukan majikannya. Nalurinya masih sama seperti sifat anjing pada umumnya. Hanya saja ketika menggigit, hewan ini hanya bercanda sehingga tidak menyakiti majikannya. Selain itu, anjing ini tidak bisa diam dan sangat aktif sehingga dapat menjadi teman main bagi keluarga.

Leonardus Gita Gouw
Siberian Husky ini meskipun memiliki fisik yang cukup bagus, hewan ini tetap memerlukan perawatan khusus sebagai hewan peliharaan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memelihara hewan ini. Siberian Husky perlu ditempatkan pada tempat yang cukup dingin. Tujuannya adalah agar bulu Siberian Husky ini terjaga. Pemberian makanan kepada Siberian Husky juga mempengaruhi dalam perawatan ini. Pemberian makanan kepada Siberian Husky ini bergantung pada jenis makanan dan selera makan anjing tersebut yang memiliki sifat moody. Ada beberapa makananan yang perlu dibatasi dalam pemberiannya. Contohnya saja pemberian makanan berupa hati sapi kepada Siberian Husky tidak boleh diberikan secara terus-menerus karena mengandung cacing hati yang dapat menyebabkan kematian. Selain itu, pemilik juga perlu mempertahan naluri Siberian Husky sebagai anjing pemburu. Salah satunya dengan melakukan pelatihan kepada anjing seperti latihan menarik kereta ataupun menangkap benda yang dilempar, imbuh Leo yang juga Ketua Siberian Husky Lover Bogor.


Kamis, 24 April 2014
Posted by Wira
Tag :

Menyikapi Gegar Budaya


Di bumi ini manusia hidup saling berdampingan dengan keragamannya masing-masing. Keragaman ini kemudian membentuk suatu kebudayaan tersendiri yang ada di masyarakat. Kebudayaan merupakan suatu hasil cipta rasa manusia yang mendarah daging dan bersifat turun-temurun. Kebudayaan tersebut akan diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya dengan menurunkan nilai dan norma. Kebudayaan ini memberikan suatu ciri khas yang menjadi identitas suatu masyarakat. Namun, keberagaman budaya ini terkadang dapat menimbulkan adanya gegar budaya (culture shock).

Gegar budaya merupakan suatu kekhawatiran seseorang yang takut kehilangan budaya yang dimiliki ketika berpindah ke suatu daerah baru. Gegar budaya ini terjadi karena kurangnya pemahamanan terhadap budaya dalam suatu daerah. Gegar budaya biasanya sering terjadi dalam transmigrasi. Pengaruh dari transmigrasi ini menimbulkan seorang individu atau kelompok menerima suatu budaya tersebut atau bahkan menolaknya karena memiliki nilai dan norma yang berbeda. Bila seorang individu atau kelompok belum bisa menyesuaikan dengan budaya baru maka hal ini disebut dengan gegar budaya.

Perlu diketahui bahwa terjadinya gegar budaya ini dapat dicegah. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengetahui budaya dari suatu daerah yang dituju. Tujuannya adalah agar ketika datang di daerah tujuan, seorang individu atau kelompok dapat membuat etiket pertama kali yang baik. Diharapkan dengan etiket baik pertama ini membuat masyarakat sekitar dapat mulai menerima adanya pendatang baru di daerah tersebut. Kedua, seorang individu atau kelompok perlu menghormati dan menaati budaya yang telah berlaku di daerah tersebut. Hal ini karena dengan menghormati dan menaati suatu budaya daerah, seorang akan mudah diterima dalam masyarakat. Bila kedua hal ini telah dijalankan, seorang individu atau kelompok akan merasa nyaman dengan adanya budaya dan berusaha untuk mengikuti budaya baru yang berlaku dengan tidak menghilangkan budaya yang dimiliki dari daerah asal.
Rabu, 23 April 2014
Posted by Wira
Tag :

Kejujuran Di Balik Titip Absen

Setiap hari Senin, aku memiliki beberapa tugas menjadi seorang mahasiswa, salah satunya menjadi seorang PJ (Penanggung Jawab) sebuah mata kuliah dalam jurusan komunikasi. Setiap PJ mata kuliah memiliki tugas untuk mengkoordinasi absen kelas. Sebagai seorang PJ mata kuliah, tugas ini memang cukup rumit karena "absen" memang cukup sensitif untuk mahasiswa. Apalagi bila "absen" sudah dikaitkan dengan pelaksanaan Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS) dengan sanksi cekal ujian bila terjadi pelanggaran terhadap "absen". Akibat adanya sanksi pencekalan ini, beberapa mahasiswa bahkan nekat untuk menghalalkan segala cara agar dapat mengikuti ujian tanpa ada masalah dengan absen, yaitu dengan Titip Absen (TA).

Ilustrasi
Sudah bukan rahasia umum lagi memang kasus TA terjadi di kalangan mahasiswa. Tak jarang terjadinya TA ini karena beberapa mahasiswa memiliki alasan kepentingan pribadi. Meskipun dianggap sepele bagi pelaku TA, PJ tetap yang harus menanggung pertama kali beban tersebut. Apalagi bila ketahuan dosen, PJ pun juga memperoleh sanksi bahkan satu kelas dapat memperoleh dampak tersebut. Sudah saatnya seluruh mahasiswa untuk mulai mengurangi budaya TA ini. Hal itu karena kasus TA merupakan cerminan mahasiswa dalam hal kejujuran. Kejujuran dalam TA ini memang perlu dianggap serius mengingat pelakunya menganggap dosen cukup sulit untuk mencari pelaku TA.

Hal yang perlu dilakukan agar mengurangi kasus TA di kalangan mahasiswa adalah dengan saling bahu-membahu dalam mencegah terjadinya hal ini, baik mahasiswa ataupun dosen. Dari kalangan mahasiswa sendiri, teman sekelas yang mengetahui ada terjadinya TA untuk memberitahu ke PJ agar bisa ditindaklanjuti, minimal dengan diberi teguran. Selain itu, PJ juga memiliki wewenang untuk mencoret absen bila memang ada yang ketahuan TA. Tujuannya adalah agar pelaku TA memperoleh sanksi tegas untuk tidak mengulanginya lagi.  Selain itu, dosen dapat mencegah terjadinya TA dengan melakukan absen dengan memanggil nama mahasiswanya satu per satu. Meskipun cukup konvensional, cara ini cukup efektif dalam mencegah terjadi TA karena dosen dapat mengetahui mahasiswanya yang hadir saat mata kuliah berlangsung.

Mari pupuk kejujuran itu meskipun dari hal kecil. Dari hal kecil ini lah nantinya akan memberikan dampak yang besar untuk kemajuan bangsa ini.
Selasa, 22 April 2014
Posted by Wira
Tag :

Menulis itu Malas

Menulis adalah sebuah kegiatan yang sering kita lakukan dimanapun dan kapanpun, baik itu disekolah pada pagi hari atau dirumah pada malam hari untuk menulis buku diari. Menulis dapat membuat kita mencurahkan semua emosi yang ada dalam benak kita entah kita sedang susah maupun senang. Selain, itu menulis juga dapat dijadikan sebagai media untuk mengasah kreativitas dan kepandaian dalam merangkai kata. Dari menulis itu sendiri kita akan terbiasa menuliskan sesuatu mulai dari hal kecil yang sepele seperti buku harian hingga yang besar seperti novel. Terkadang orang dalam menulis memiliki kendala malas yang dapat menyebabkan seseorang kesusahan dalam mencari ide dalam menuliskan sesuatu. Padahal menulis itu sendiri sangat penting. Tapi bagaimana caranya dalam menyiasati hal itu ?

Ilustrasi
Langkah pertama adalah memiliki niat dalam hati untuk menulis. Niat sangat penting sekali dalam menulis karena ini yang menjadi penentu kelanjutan seseorang dalam menulis, bisa sering untuk menulis atau mungkin lebih buruk dari itu. Langkah kedua adalah dengan mengetahui karakter diri Anda dalam memperoleh mood booster agar merasa nyaman dalam menulis. Meskipun Anda terkadang mendapat gangguan, seperti malas, ribut, ataupun tidak ada ide, hal itu semua akan sedikit berkurang atau bahkan tidak ada sama sekali bila Anda memperoleh kenyamanan dalam menulis. Contoh dalam memperoleh kenyamanan menulis seperti menulis cerita dengan menggunakan media laptop ataupun menggunakan buku catatan. Langkah ketiga cobalah untuk meluangkan waktu sedikit untuk menulis. Kebanyakan orang merasa malas dalam menulis karena dirinya merasa kehabisan waktu selama sehari untuk bisa meluangkan  waktunya dalam menulis. Bila hal ini terjadi, Anda bisa menyiasatinya dengan memiliki sebuah buku kecil (buku saku). Buku kecil ini dapat membantu Anda dengan menuliskan sebuah konsep (draft) tulisan yang sekiranya menarik untuk ditulis ulang dalam bentuk artikel. Ketika ada benar-benar memiliki waktu luang, buku kecil ini akan secara tidak langsung memotivasi diri Anda untuk mengolah konsep tulisan yang pernah Anda buat menjadi sebuah artikel.

Senin, 21 April 2014
Posted by Wira

Pertanian yang Kian Ditinggalkan

Pertanian merupakan hal yang penting dalam pembangunan, yaitu sebagai pemenuhan kebutuhan pangan, penyedia bahan mentah untuk industri, penyedia lapangan kerja, dan penyumbang devisa negara. Cakupan pertanian sendiri meliputi hasil tanaman pangan, hutan, perkebunan, perikanan, dan ternak. Di negara ASEAN (Association of Southeast Asian Nation), setiap negara memiliki hasil pertanian tersendiri. Indonesia memiliki hasil pertanian yang bagus seperti hasil pangan dan perkebunan. Bahkan, Indonesia sendiri dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Selain itu, Indonesia juga sempat mengalami swasembada beras hingga membantu negara tetangga yang membutuhkannya. Memasuki zaman reformasi, Pemerintah Indonesia pernah mencanangkan Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Perkebunan (RPPP) untuk meningkatkan daya saing produk melalui perbaikan sumber daya manusia dan tata kelola. Namun, semuanya berubah sejak banyaknya teknologi informasi dan komunikasi.

Ilustrasi
Saat ini, perkembangan dunia tekonologi informasi dan komunikasi banyak membantu kehidupan manusia menjadi lebih maju dari sebelumnya. Semua dilakukan dengan cepat dan mudah. Bahkan, informasi aktual juga dengan mudah didapat dari berbagai sumber, seperti media cetak maupun media elektronik. Melalui media cetak, masyarakat dapat mengetahui perkembangan teknologi informasi dan komunikasi melalui surat kabar, majalah, tabloid, jurnal, dll. Untuk media elektronik, masyarakat lebih sering menggunakan televisi, radio, dan internet dengan segala kepraktisan yang dimiliki.

Dengan segala kelebihan yang ditawarkan, masyarakat masih belum mengetahui berbagai macam hal, salah satu contohnya adalah bidang pertanian. Di beberapa kota besar, masyarakat  belum terlalu mengetahui tentang bidang pertanian. Menurut Solechan, seorang auditor sertifikasi produk hasil pertanian BBIA Bogor*, hal itu terjadi karena kurangnya daya tarik masyarakat dengan bidang pertanian. Padahal, bidang pertanian dapat memajukan ekonomi Indonesia, tetapi justru bidang tersebut tidak terlalu diperhatikan. Banyak masyrakat yang terlalu menyukai dunia teknologi saat ini.

Solechan
Selain itu, masyarakat saat ini "malas" untuk membaca. "malas" ini timbul karena dampak dari teknologi saat ini. Semua serba dipermudah dalam memperoleh informasi. Padahal, masyrakat dapat memanfaatkannya dengan benar untuk pertanian. Indonesia sebenarnya banyak memiliki hasil pertanian yang cukup bagus. Hal itu dapat diketahui dari banyaknya sumber daya alam yang melimpah di Indonesia. Sayang, banyak masyarakat yang mulai meninggalkan pertanian dan kurangnya pengembangan terhadap hasil pertanian. Bukan cuma masyarakat saja, pemerintah, khususnya departemen pertanian juga ambil andil dalam hal ini.

Andai saja masyrakat dan pemerintah bisa "melek" dan memanfaatkan dengan adanya fasilitas teknologi informasi dan komunikasi saat ini, pasti Indonesia bisa melakukan swasembada beras kembali. Pemerintah dapat gencar melalakukan penyuluhan di kalangan petani. Tujuannya adalah agar dapat meningkatkan hasil pertanian dengan teknologi pertanian saat ini. Masyrakat juga dapat berkontribusi secara langsung untuk memajukan hasil pertanian melalui media massa, seperti media cetak dan media elektronik. Masyarakat dapat melakukan penyuluhan tentang pengembangan hasil pertanian yang diharapkan dapat membantu petani Indonesia dalam meningkatkan hasil pertanian.

*Badan Besar Industri Agro Bogor
Minggu, 13 April 2014
Posted by Wira
Tag :

Popular Post

Instagram
Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Bolpen Bolpenan -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -