Posted by : Wira Selasa, 22 April 2014

Setiap hari Senin, aku memiliki beberapa tugas menjadi seorang mahasiswa, salah satunya menjadi seorang PJ (Penanggung Jawab) sebuah mata kuliah dalam jurusan komunikasi. Setiap PJ mata kuliah memiliki tugas untuk mengkoordinasi absen kelas. Sebagai seorang PJ mata kuliah, tugas ini memang cukup rumit karena "absen" memang cukup sensitif untuk mahasiswa. Apalagi bila "absen" sudah dikaitkan dengan pelaksanaan Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS) dengan sanksi cekal ujian bila terjadi pelanggaran terhadap "absen". Akibat adanya sanksi pencekalan ini, beberapa mahasiswa bahkan nekat untuk menghalalkan segala cara agar dapat mengikuti ujian tanpa ada masalah dengan absen, yaitu dengan Titip Absen (TA).

Ilustrasi
Sudah bukan rahasia umum lagi memang kasus TA terjadi di kalangan mahasiswa. Tak jarang terjadinya TA ini karena beberapa mahasiswa memiliki alasan kepentingan pribadi. Meskipun dianggap sepele bagi pelaku TA, PJ tetap yang harus menanggung pertama kali beban tersebut. Apalagi bila ketahuan dosen, PJ pun juga memperoleh sanksi bahkan satu kelas dapat memperoleh dampak tersebut. Sudah saatnya seluruh mahasiswa untuk mulai mengurangi budaya TA ini. Hal itu karena kasus TA merupakan cerminan mahasiswa dalam hal kejujuran. Kejujuran dalam TA ini memang perlu dianggap serius mengingat pelakunya menganggap dosen cukup sulit untuk mencari pelaku TA.

Hal yang perlu dilakukan agar mengurangi kasus TA di kalangan mahasiswa adalah dengan saling bahu-membahu dalam mencegah terjadinya hal ini, baik mahasiswa ataupun dosen. Dari kalangan mahasiswa sendiri, teman sekelas yang mengetahui ada terjadinya TA untuk memberitahu ke PJ agar bisa ditindaklanjuti, minimal dengan diberi teguran. Selain itu, PJ juga memiliki wewenang untuk mencoret absen bila memang ada yang ketahuan TA. Tujuannya adalah agar pelaku TA memperoleh sanksi tegas untuk tidak mengulanginya lagi.  Selain itu, dosen dapat mencegah terjadinya TA dengan melakukan absen dengan memanggil nama mahasiswanya satu per satu. Meskipun cukup konvensional, cara ini cukup efektif dalam mencegah terjadi TA karena dosen dapat mengetahui mahasiswanya yang hadir saat mata kuliah berlangsung.

Mari pupuk kejujuran itu meskipun dari hal kecil. Dari hal kecil ini lah nantinya akan memberikan dampak yang besar untuk kemajuan bangsa ini.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Instagram
Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Bolpen Bolpenan -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -